Gebyar OPPQ 2020-2021: Santri Harus Ramaikan Dakwah Digital

BAGIKAN:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Masa Akhir Kepengurusan Organisasi Pelajar Ponpes Qothrotul Falah (OPPQ) 2020-2021 segera berakhir. Seperti tradisinya, akhir kepengurusan ditutup dengan Gebyar OPPQ, semacam kegiatan puncak untuk ajang penampilan santri.

Kegiatan Gebyar OPPQ kali ini diselenggarakan pada Kamis-Ahad, 28-30 Januari 2021. Tidak seperti biasanya, kegiatan ini diselenggarakan di depan Saung Panjang atau samping Gedung Pondok Baca Qi Falah. Pertimbangannya, jika hujan turun karena musim hujan, maka santri-santri bisa berlindung di saung atau kelas-kelas.

Pada Gebyar OPPQ kali ini, berbagai kegiatan ditampilkan, seperti muhadharah (pidato) Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda. Orator-orator terpilih dan terbaik sepanjang tahun, yang diseleksi dalam kegiatan muhadharah setiap malam Jum’at.

Selain itu juga ditampilkan muhafadhah atau hafalan, seperti hafalan Imrithi, Jurumiyah, Awamil, Aqidatul Awwam, Mandhumah Baiquniyah, yang menampilkan santri-santri terpilih berdasarkan seleksi yang diselenggarakan.

Juga diselenggarakan OPPQ Award, yang isinya ajang penilaian bagi santri dan pengurus: ada santri terbaik, terrapi, terajin, dan sebagainya. Ini semata ajang hiburan yang intinya untuk menjalin keabrakan antar sesama.

Dalam tausiah pembukaan Gebyar OPPQ, Ustadz Agus Faiz Awaluddin menyatakan, apresiasinya pada kegiatan tahunan ini, khususnya yang diselenggarakn oleng kepengurusan tahun 2020-2021.

“Ini persiapannya luar biasa. Butuh waktu dan sangat canggih, karena menggunakan teknologi. Ini sudah melampaui gurunya. Inilah santri yang kreatif dan inovatif,” ujarnya.

Dikatakannya, tantangan dakwah santri ke depan itu bagaimana menyampaikan nilai-nilai Islam dengan kemasan yang digital, seperti youtube, instagram, facebook, dll. “Kita tidak bisa hanya berdiri di panggung. Bisa disampaikan melalui vidio. Dakwah itu melalui mimbar, layar dan lembar,” katanya.

Kita, katanya, harus bertransformasi dalam menyampaikan dakwah. Jangan kalah dengan mereka yang dakwah tidak menunjukkan keramahan. Karena inti dakwah adalah mengajak kebaikan dengan cara makruf, ramah bukan marah.

“Sebagai santri ahlussunnah wal jamaah al nahdhiyah yuk berdakwah dengan ramah, baik dan menyejukkan, yang menunjukkan Islam rahmatan lil ‘alamin,” pesannya.

Selain itu, Ustadz Agus mengingatkan, supaya setiap dai memberikan kesejukan. Tidak menjadikan Islam sebagai agama yang penuh kemarahan, tapi penuh keramahan.

“Insya Allah semua sudah oke, dan punya bakat. Tinggal kita latih lebih baik lagi. Ruang kosong yang belum terisi mari kita bina lebih baik lagi. Bakat-bakat ini semoga bisa terus dibina, sehingga bisa lebih matang lagi,” katanya.[nhm]

Pondok Pesantren Qothrotul Falah

Alamat:
Jl. Sampay-Cileles Km. 5
Ds. Sumurbandung Kec. Cikulur Kab. Lebak
Provinsi Banten (43256)

Developed by