Sebagai salah satu persyaratan kelulusan, Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak Banten mengharuskan santrinya untuk membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI). Kegiatan ini diselenggarakan untuk mengasah kemampuan para santri di bidang tulis-menulis dan kegiatan ini akan terus ditradisikan secara rutin.
KTI diujikan dua tahapan; tertutup dan terbuka. Ujian tertutup dijalani oleh seluruh santri Kelas XII SMA Qothrotul Falah. Sedangkan ujian terbuka hanya diikuti oleh siswa-siswi yang terpilih sesuai kesepakatan para penguji berdasarkan pertimbangan-pertimbangan khusus.
Untuk tahun ini, ujian terbuka yang diselenggarakan pada Senin, 25 Januari 2020 di Majelis Putera Qothrotul Falah, diikuti oleh empat siswa-siswi: M. Misbahudin (Warunggunung Lebak) yang menulis “Hukum Prewedding dalam Perspektif Islam”, M. Rio Nazaruddin (Cikulur Lebak) yang menulis “Pengaruh Teknologi Bagi Kecerdasan Santri”, Rizqi Laili (Cileles Lebak) yang menulis “Peluang Bisnis Online di Masa Pandemi” dan Dian (Jakarta) yang menulis “Manfaat Saffron untuk Mengatasi Covid-19”.
Sedangkan penguji pada sidang terbuka ini adalah Dr. Muhammad Zen, M.A. (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Dr. H. Nurul H. Maarif, M.A. (STAI La Tansa Mashiro Lebak), Hj. Dede Saadah Syatibi, S.Th.I., M.Pd. (PC Fatayat Lebak) dan Ahmad Turmudzi, S.Pd.I., M.Pd. (Kepala MTs Qothrotul Falah). Sidang dipandu oleh Agus Faiz Awaluddin, S.Pd. (Waka Kurikulum SMA Qothrotul Falah) dan dihadiri oleh dewan guru dan para santri.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Qothrotul Falah yang sekaligus Kepala SMA Qothrotul Falah KH. Abdurohman Syatibi, S.E., M.Pd., menyatakan kegiatan ini sangat baik dilakukan, karena beberapa siswa di Lebak mendapatkan kesempatan ke luar negeri, baik Amerika, Jepang, maupun ke negara lainnya, dengan wasilah KTI.
“Siswa yang tidak mampu, karena KTI-nya berprestasi, mereka dibiayai oleh Pemda Lebak dan Propinsi Banten untuk ke luar negeri. Kita juga ingin seperti mereka dan insya Allah pada saatnya bisa,” ujarnya.
Kiai Aang – sapaan akrabnya – berharap, KTI ini ditulis dengan sebaik-baiknya dan tidak hanya mengutip dari google. “Supaya layak dibukukan dan dipresentasikan untuk orang banyak,” katanya.
Menurutnya, kegiatan ini harus dibiasakan, karena akan membantu mereka di lingkungan kampus ketika kuliah kelak. “Kalau anak-anak kita Kelas XII SMA sudah terbiasa, ini akan menjadi pengalaman yang penting untuk mereka kelak,” ujarnya.
Semoga saja, kegiatan ini benar-benar memberikan pengalaman yang terbaik bagi para santri, baik yang mengikuti sidang maupun adik-adik kelasnya.[nhm]