Santri-santri Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak Banten menjalankan perkemahan bersama dengan Komunitas Muslim Tuli Indonesia (KMTI), Sabtu-Ahad, 22-23 Juli 2023.
Bertempat di Lapangan Sansiro, perkemahan ini diikuti oleh seluruh santri dan 30an penyandang disabilitas tuna rungu.
Hadir pada kegiatan ini, guru-guru pesantren, dosen-dosen, para alumni dan komunitas tuna rungu.
“Tak ada perbedaan antara kita dengan mereka yang berkekurangan. Kebetulan saja Allah memberikan kekurangan. Tapi yang tuna telinganya belum tentu tuna hatinya. Bisa jadi mereka lebih unggul ketakwaannya dibanding kita yang normal,” jelas Mabigus SMA Qothrotul Falah, Nurul H. Maarif, dalam pembukaan kegiatan Perkemahan Perkenalan Santri Baru (PPSB) ini.
Kegiatan ini diselenggarakan untuk membaurkan antara santri yang normal dengan mereka yang difable. Biar kenal satu sama lain. Dan biar saling merasakan kelebihan dan kelemahan satu sama lain.
“Ya, santri harus memahami apa yang mereka rasakan. Dan santri tidak boleh melihat mereka secara miring. Mereka orang-orang bertakwa yang mulia di hadapan Allah,” ujarnya.
Dan kedua komunitas ini alhamdulillah memang bisa berbaur akrab satu dengan lainnya. Mereka bahkan mengajari bahasa isyarat yang menjadi bahasa keseharian.
Tak hanya itu, mereka juga mengajari santri melukis, potografi, mencukur dan sebagainya. Apalagi diantara mereka ada Dr. Azie, doktor tuna rungu pertama yang mendapat rekor MURI bidang porografi. Ternyata mereka memiliki keahlian-keahlian sebagaimana orang normal.
Selain kegiatan-kegiatan bersama dengan difable tuna rungu, santri juga menjalankan kegiatan lain secara mandiri seperti game-game, materi, api unggun, hiking dan sebagainya.
Semoga saja, harapannya, selain mengakrabkan santri baru dengan santri lama, mereka juga kian memiliki kesadaran tentang cara pandang yang positif pada mereka yang memiliki keterbatasan. Dan ini kemah perdana yang melibatkan mereka yang berbeda fisiknya. Amin![]