Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
al-Hamdulillah wa al-syukru lillah wala haula wala quwwata illa billah. Amma ba’du. Faya ayyuhal hadhirun; ittaqullah haqqa tuqatih wa la tamutunna illa wa antum muslim.
Santriawan dan santriawati yang saya banggakan!
Malam ini tentunya adalah malam yang sangat berbahagia. Kenapa? Sebab insya Allah besok semuanya akan pulang ke rumah masing-masing, karena ini malam perpulangan. Malam yang ditunggu oleh semuanya. Awalnya perpulangan hari ini banyak yang nawar. Jangan sampai hari Minggu. Ya, al-hamdulillah besok Sabtu dipulangkan.
Santriawan dan santriawati yang saya cintai!
Ini malam yang ke-20 Ramadhan. Mungkin sepuluh hari lagi kita umat muslim sama-sama akan merayakan kemenangan atau yang dinamakan Idul Fitri. Karena itu, santri-santri malam ini sudah beres pengajiannya dan besok akan dipulangkan. Untuk itu saya berpesan. Pertama, sampaikan salam dari kami di sini kepada keluarga kalian di rumah. Kedua, karena kalian akan pulang ke orang tua, maka saya berpesan untuk semuanya. Yang biasa dilakukan di pondok, entah itu shalat jamaah atau tadarus al-Quran atau juga tarawih, ini harus dilakukan di rumah. Yang biasa tadarus, laksanakan tadarus. Yang biasa tarawih, laksanakan tarawih. Jadi jangan melaksanakan tarawih dan tadarus ini hanya di pondok, tapi laksankan juga di rumah.
Jadi, amalan-amalan yang biasa dilaksanakn di pondok, laksanakanlah pula di rumah oleh kalian semua. Jangan begitu pulang, tarawih putus. Ini yang nggak diharapkan. Jadi begitu pula, biasa di sini tarawih, karena di rumah nggak ada yang menghukum, jadi putus tarawihnya. Apalagi kalau puasanya yang putus, saya nggak izinkan itu. Jangan sampai putus puasanya. Jangankan berpuasa yang wajib hukumnya, tarawihpun yang sunnah jangan sampai ditinggalkan selama kita tidak udzur. Sebab kesempatan untuk melaksanakan tarawih dalam satu tahun ini di bulan puasa saja. Tidak ada ibadah tarawih dilaksanakan selain di bulan puasa.
Manfaatkan bulan ramadhan yang penuh dengan barakah ini untuk taqarrub (mendekat) kepada Allah. Baik dengan shalat, membaca al-Qur’an dan ibadah yang lainnya. Jangan pulang ke rumah minta sama orang tua hanya baju barunya saja! Bahkan saya pesan kepada semuanya jangan sampai membuat pusing orang tua. Kalau kebetulan kita belum punya baju baru dan orang tua tidak punya uang, biarkan saja. Tidak usah maksa kepada orang tua. Bahkan lebih baik bilang begini; “Pak, Bu, kalau memang kebetulan sedang tidak punya, biarin lah nggak usah beli”. Kita juga harus jadi anak yang shaleh. Anak yang shaleh itu anak yang bisa membahagiakan orang tua. Anak yang berbakti kepada orang tua. Yang tidak membuat pusing orang tua. Anak yang taat dengan orang tua. Itulah anak yang shaleh.
Ada keterangan dari seorang ulama: “Bukan hari raya kepada orang yang berpakaian baru, bukan hari raya kepada orang yang berkendaraan baru, bukan bertambah kepada orang yang berkain baru. Tetapi berhari rayalah bagi orang yang semakin bertambah mahabbah (kecintaan)-nya kepada Allah”. Hari raya itu bagi orang yang semakin bertambah mahabbah-nya. Hari raya itu untuk orang yang bertambah taatnya kepada Allah, bertambah takwanya kepada Allah. Puasanya lengkap, tadarusnya banyak, khatamnya sering.
Kita harus berubah dari sekarang. Ibadah itu bukan karena apa-apa, tapi semata-mata karena Allah. Puasa semata-mata kerena Allah. Tadarus semata-mata karena Allah, bukan berorientasi untuk menjadi pemenang terbanyak. Tarawih semata-mata karena Allah, bukan karena takut dihukum. Jadi tarawihnya terus, kemudian puasanya tidak terganggu, jamaahnya terus. Ibadah bukan untuk di pondok saja, tapi ibadah sepanjang waktu. Sepanjang nyawa kita masih ada di kandung badan. Karena kita manusia diciptakan oleh Allah untuk ibadah; baik itu ibadah mahdhah atau juga ibadah ghair mahdhah atau ibadah sosial untuk sesama.
Sekali lagi saya berpesan bagi anak-anakku ini, jangan sampai putus menjalankan kebiasaan di pondok. Mungkin kalian akan bergabung lagi dengan teman kalian di kampung. Mungkin teman kalian ada yang sudah jebol puasanya. Ini jangan sampai terbawa batal puasanya. Kita harus tetap tegar. Misalnya, kalau ada teman yang nggak puasa, kita harus tetap puasa. Mungkin misalnya ada yang ngajak ngeliwet, kita jangan sampai tergoda dengan hal-hal seperti itu. Kesempatan puasa ini hanya sebulan dalam setahun.
Selain itu, nanti ada juga puasa sunah setelah Ramadhan, enam hari di bulan Syawal. Kata Nabi Muhammad: “Barang siapa orang yang kuat puasa bulan Ramadhan, kemudian diikuti enam hari puasa bulan Syawal, maka dia laksana puasa setahun.” Hari ini kita hari raya, besok kita udah niat puasa. Jadi, ada puasa sunah yang pahalanya sangat istimewa, yaitu enam hari pada bulan Syawal. Yang pasti bulan puasa ini jangan sampai terlewatkan.
Kalau di sini belum khatam al-Qur’annya, sampai di rumah harus diteruskan biar khatam. Sebab barang siapa yang membaca al-Qur’an pada bulan Ramadhan, maka akan dilipatgandakan pahalanya. Bulan Ramadhan ini bulan diturunkannya al-Qur’an. Disebut bulan yang paling mulia, karena ada lailatul qadar, yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Turunnya lailatul qadar dirahasiakan oleh Allah. Agar kita sungguh-sungguh. Semestinya setiap hari kita terus berdzikir kepada Allah dengan membaca al-Qur’an, shalat, dan yang lainnya.
Kita juga harus bisa menjadi penggerak di kampung kita untuk membangkitkan semangat membaca al-Quran. Kita harus bisa memasyarakatkan al-Qur’an, sebab ia firman Allah (kalam Allah). Membacanya, sekalipun kita tidak tahu artinya, tapi itu sudah termasuk ibadah dan akan mendapat pahala yang besar dari Allah. al-Qur’an itu diturunkan pada bulan Ramadhan. Kemudian ditaruh di Bait al-Izzah (langit dunia) dan diturunkan ke dunia ini sesuai kebetuhan. Karena itu, bulan puasa adalah bulan yang penuh barakah. Bulan yang penuh ampunan bagi orang yang lebih meningkatkan taatnya kepada Allah.
Karena itu sekali lagi, saya harapkan kepada anak-anakku, karena besok akan pulang dan akan berbaur dengan tetangganya, saudara-saudaranya, kita harus mempertahankan apa yang biasa dilakukan di pondok. Kemudian, setelah kalian datang ke rumah, saya berharap kalian kembali ke pondok dengan tepat waktu. Tidak ada alasan untuk terlambat! Baik putera maupun puteri, baik pengurus maupun bukan pengurus.
Sekian yang bisa saya sampaikan. Kurang dan lebihnya mohon maaf.
Wa Allah al-muwaffiq ila aqwam al-thariq. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
*Tausiah Pengasuh pada Malam Perpulangan Santri, Kamis, 17 Juli 2014, di Lapangan Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak Banten.