SMA Qothrotul Falah telah memulai pelaksanaan Program Pencegahan Perundungan sebagai upaya konkret dalam menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari perundungan. Program ini dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim, sebagai bagian dari upaya pencegahan “3 dosa besar pendidikan” yaitu radikalisme dan intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan.
Program pencegahan perundungan berbasis sekolah ini telah dikembangkan oleh UNICEF Indonesia dan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, akademisi, serta praktisi pendidikan dan perlindungan anak sejak tahun 2017. Program ini menerapkan model intervensi berdasarkan bukti ilmiah yang melibatkan siswa sebagai agen perubahan untuk menciptakan iklim positif di sekolah dan menghilangkan perundungan.
Para agen perubahan, yang terpilih di SMA Qothrotul Falah, menerima bimbingan teknis dari fasilitator sekolah, yaitu Kak Dede Ikrom dan Ibu Puput Nadipah selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, pada Kamis-Jumat (19-20 Oktober 2023). Mereka bekerja sama selama tiga hari dalam melaksanakan metode pencegahan kekerasan di sekolah, menggunakan modul-modul yang sudah didapat selama pelatihan bersama UNICEF Indonesia, serta mempraktikkan perilaku positif yang mereka tampilkan dalam kartu perilaku positif.
Kegiatan Bimbingan Teknis ini memberikan masukan berharga kepada sekolah tentang pembinaan dan pencegahan perundungan. Selain itu, para agen perubahan mulai menunjukkan kepedulian terhadap rekan-rekan mereka.
Fajri, salah satu agen perubahan, mengungkapkan, “Saya melihat teman sekamar saya yang sedang sakit, tanpa berpikir panjang, saya langsung mendekatinya, mengajak bicara, dan membantunya mengambilkan makan ke dapur.”
Semangat seperti yang ditunjukkan oleh Fajri diharapkan akan menjadi contoh bagi agen perubahan lainnya.
Kegiatan tersebut menampilkan kreativitas para agen perubahan SMA Qothrotul Falah dan penunjukan resmi mereka sebagai agen pencegahan perundungan.
Dengan implementasi pencegahan perundungan di lingkungan sekolah, SMA Qothrotul Falah berharap menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan bebas dari perundungan untuk seluruh siswa.
“Saya berharap dengan adanya program ini, tidak ada lagi siswa yang merasa tidak aman ketika belajar, karena tidak ada anak yang pantas hidup dalam ketakutan,” kata Kak Dede Ikrom.[]
