Libur Idul Fithri 1445 H telah usai. Santri telah datang kembali ke pesantren pada Sabtu, 20 April 2024, untuk menjalankan rutinitas belajar, baik sekolah maupun diniah kitab.
Setelah datang, mereka langsung mengadakan halal bi halal bersama Pengasuh, para pimpinan dan guru-guru, Ahad malam, 21 April 2024, di Majlis Puteri.
Dalam arahannya, Pengasuh Pondok Pesantren Qothrotul Falah KH. Ahmad Syatibi Hambali menyatakan waktu liburan 20 hari sudah cukup.
“Sekolah boleh libur, tapi belajar nggak boleh libur. Kayaknya kita 20 hari libur segala-galanya ya. Libur beneran. Padahal bisa belajar sendiri di rumah,” ujarnya.
Pengasuh berharap, santri setelah kembali ke pesantren harus belajar lagi dengan maksimal.
“Kalau nggak belajar kita rugi. Jangan seneng kalau banyak libur. Libur kok tepuk tangan. Inget! Waktu adalah ilmu, bagi kita yang sedang belajar,” katanya.
“Di manapun, kapanpun, kita harus tetap belajar. Ilmu itu paling mulia. Malaikat sampai menghamparkan sayapnya untuk diinjak para pencari ilmu,” sambungnya.
Karena itu, beliau berpesan, kita tidak boleh malas dan harus terus semangat.
“Kalau orang lain bisa kenapa saya tidak? Yang penting semangat terus dalam mencari ilmu,” pesannya.
Insya Allah, dengan berbekal ilmu kita akan bisa hidup di mana saja.
“Untuk itu, kita harus serius mencarinya. Tapi ingat, godaannya besar dalam mencari ilmu. Jenuh, malas, dll.
“Harus ingat itu godaan. Jangan dikira nggak ada godaan. Dan kita harus mampu mengatasinya. Harus dipaksakan belajar,” pintanya.
Beliau juga menyatakan, ilmu harus dibarengi dengan semangat. Beda antara yang berilmu dan tidak berilmu.
“Yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah. Dan bisa membawa kebaikan,” ujarnya.
Beliau lalu mengutip makalah Imam al Ghazali: al shabru miftahu kulli ma yurja’ wa kull khairin bihi yakun.
“Sabar itu kunci segala yang diharapkan. Dan setiap kebaikan akan hadir di balik kesabaran,” katanya lagi.
Selain itu, Pengasuh juga berharap supaya santri senantiasa istikomah dalam mencari ilmu.
“Istikomah itu lebih baik dari seribu karomah. Kalau malas, yang didapat hanya kerugian. Jangan tidur. Jangan banyak makan,” pesannya.
Beliau juga berpesan tidak boleh ada pembulian dan mengambil barang-barang orang lain.
“Ajak diri ini menuju keridhoan Allah. Nggak boleh ada pembulian dan kekerasan. Semua adalah keluarga kita,” harapnya.
Usai tausiah Pengasuh, santri dan guru guru saling memaafkan. Semoga semua menjadi lebih baik ke depan.[]