M. Fahrul Fauzi dan Nur Eka Aleksa resmi terpilih sebagai Ketua Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Qothrotul Falah (OPPQ) Putera-Puteri Periode 2022-2023. Keduanya dilantik secara resmi pada Sabtu (5/3/2022) malam di GOR Qothrotul Falah dan disaksikan oleh Dewan Guru juga santri, berdasarkan SK Ketua Yayasan yang dibacakan oleh Ustadz Agus F. Awaludin.
Fahrul Fauzi atau Oji (Tangerang-Banten), berhasil mengalahkan dua pesaingnya: Riadi Husein (Citeras-Lebak) dan Rama Apriana (Tangerang-Banten). Sedangkan Nur Eka Aleksa atau Eka (Lebak-Banten) mengalahkan Anggun Dwi Ningsih (Cilegon-Banten) dan Ulvi Nur Jannah (Jakarta).
Sedangkan Pembina OPPQ Putera dijabat oleh KH. Abdurohman Syatibi, S.E., M.Pd. (Putera Pertama Pengasuh yang sekaligus Ketua Yayasan Pendidikan Islam Qothrotul Falah) dan Pembina OPPQ Puteri dijabat oleh Puput Nadipah, S.E. (Puteri Kelima Pengasuh).
Merespon keterpilihannya, Oji dan Eka menyampaikan rasa syukurnya atas kepercayaan yang telah mereka dapatkan. Keduanya berkomitmen untuk menjalankan roda kepemimpinan dengan maksimal, sehingga menghadirkan kebaikan untuk pesantren.
Mewakili Pengasuh Pondok Pesantren Qothrotul Falah, H. Nurul H. Maarif memberikan beberapa wejangan ringan untuk Pengurus OPPQ 2022-2023 yang baru saja terpilih. “Terima kasih untuk pengurus lama. Kalian luar biasa. Sudah berbakti. Dan untuk pengurus baru, kalian harus lebih maksimal. Ingat! Jadi pengurus itu berat. Tapi akan indah dan nikmat jika dijalani dengan penuh tanggungjawab dan kegembiraan,” ujarnya.
Nurul menyatakan, yang terpenting dari pengurus adalah keteladanan. “Pengurus itu dilihat oleh anggota, baik ucapan maupun perbuatannya. Maka pengurus harus menjadi teladan. Kalau ngajak kebaikan, harus lebih dulu melakukannya. Kalau melarang keburukan, harus lebih dulu meninggalkannya,” katanya. “Jangan kebalik,” imbuhnya.
Disampaikan Nurul, yang juga Komisioner Baznas Kab. Lebak 2022-2027 ini, harus ada kesadaran dari pengurus bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya,” katanya sembari mengutip Hadis kullukum ra’ian.
Selain itu, Nurul menyampaikan, pemimpin harus siap susah paling awal dan senang paling akhir. Soal makan, pengurus harus lebih siap makan terakhir. Juga soal minum. Tidur, juga lebih siap paling tidak enak alasnya. “Saqil qaumi akhiruhum syurban. Yang ngasih minum, adalah yang paling akhir minum,” ujarnya menyitir Hadis Nabi Muhammad Saw.
“Pengurus tidak boleh mengutamakan dirinya terlebih dahulu dengan mengesampingkan yang lain. Kepedulian harus dikedepankan karena pengurus adalah pelayan bagi anggota. Sayyidul qaum khadimuhum. Pemimpin adalah pelayan kaumnya, bukan yang dilayani. Itu harus menjadi perhatian serius,” katanya sembari menceritakan kisah Anas bin Malik yang menyatakan pelayanan Nabi Muhammad lebih banyak pada dirinya ketimbang pelayanan dirinya pada Nabi.
Kepada Pengurus lama dan anggota, Nurul berharap mereka menaati Pengurus baru dengan baik. Mereka itulah ulul al-amri bagi semuanya. “Kata Nabi Muhammad Saw, walaupun pemimpin kita rambutnya keriting seperti gandum, kanna ra’sahu zabibah, dan kulitnya hitam legam, mereka harus tetap diikuti karena mereka pemimpin kita. Yang penting mereka tidak mengajak maksiat pada Allah, maka harus diikuti dan didukung,” katanya mengutip Hadis la tha’ata li makhluq fi ma’shiyah al-khaliq.
Kita doakan, semoga kepenguruan kali ini bisa menghadirkan kemaslahatan bagi semua. Kita mesti dukung dan dampingi semaksimal mungkin! [nhm]