“Tausiah Pengasuh: Santri Itu Ngajinya Harus Pinter dan Sekolahnya Harus Tinggi!”

BAGIKAN:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

 

Setelah menjalani libur smester ganjil kurang lebih setengah bulan, santri-santri Pondok Pesantren Qothrotul Falah Lebak kembali siap menjalani Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) smester genap Tahun 2024-2025.

Mereka datang kembali ke pesantren pada Sabtu, 4 Januari 2025. Malam harinya, yakni malam Ahad, mereka langsung mengikuti Mujahadah Syadziliyah dan dzikir bersama.

Dan insya Allah, Senin, 6 Januari 2025 mereka akan langsung menjalani kegiatan belajar sebagaimana semestinya.

Sebelum memulai kegiatan, pada malam Seninnya, mereka menyimak tausiah dari Pengasuh Pondok Pesantren Qothrotul Falah, KH. Ahmad Syatibi Hambali.

Dalam arahannya, beliau menyampaikan, waktu rehat selama setengah bulan, rasanya sudah cukup dan kegiatan sudah semestinya siap dimulai.

“Yang sekolah mulai sekolah. Yang ngaji mulai ngaji. Yang kegiatan harian juga mulai,” ujarnya.

Khusus untuk pengajian kitab, kata Pengasuh, selaiknya dimulai malam Rabu.

“Sesuatu yang diawali pada malam Rabu akan sempurna (tamma),” sambungnya.

Beliau juga berharap, setelah liburan ini, belajar para santri harus lebih semangat lagi dan harus ada keinginan untuk bisa.

“Kalau gak ada motivasi ya susah. Gak boleh bilang berat. Dan yang terpenting harus ada keinginan untuk bisa. Kalau ada keinginan, maka belajar akan semangat,” katanya.

Selain itu, beliau juga berharap, santri-santri tidak hanya belajar ngaji tapi juga sekolah yang tekun.

“Banyak kok yang ngajinya pinter dan sekolahnya pinter. Gelarnya tinggi dan ngajinya pinter. Orang lain sekolah ke Jerman, Amerika, Mesir, Jepang, Madinah, dll. Jangan sampai kita bilang sekolah ke Jakarta aja sudah bilang kejauhan,” katanya.

Ketua MUI Lebak dua periode ini juga mengingatkan para santri untuk banyak berdzikir dan bermujahadah.

“Dengan berdzikir, insya Allah semakin mudah kita mendapatkan ilmu. Ilmu kan semua dari Allah,” katanya.

Dalam berdzikir, hendaknya lisan menyebut Allah, hati juga mengingat Allah.

“Kalau dzikir sudah masuk ke hati, hidup akan tenang. Ini dijamin oleh Allah. Ingatlah Allah, maka akan tenang hati. Semoga Allah memberikan kemudahan dalam proses belajar dan mencerna yang disampaikan guru,” ujarnya.

“Untuk itu dzikir jangan dianggap biasa. Jangan dianggap gak ada manfaatnya. Mungkin sekarang belum terasa,” sambungnya.

Beliau lalu mengutip nasihat Ibn Athalillah al Sakandari dalam al Hikam: “La tatruk al dzikra li ‘adami hudhuri qalbika ma’a Allah fih.”

“Jangan tinggalkan dzikir hanya karena kita belum merasakan kehadiran Allah,” katanya menerjemahkan.[]

Pondok Pesantren Qothrotul Falah

Alamat:
Jl. Sampay-Cileles Km. 5
Ds. Sumurbandung Kec. Cikulur Kab. Lebak
Provinsi Banten (43256)

Developed by