Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Qothrotul Falah (OPPQ) menyelenggarakan Milad Pesantren ke-32, Kamis, 3 Agustus 2023 malam, di GOR Qothrotul Falah.
Kegiatan tahunan ini dihelat guna memperingati hari lahir pesantren yang tepatnya pada 31 Juli 1991. Perayaan milad kali ini tidak persis dengan hari kelahirannya, namun sedikit bergeser, karena ada satu dan lain hal.
Dihadiri oleh para pimpinan Pesantren, dewan guru, dan para santri, agenda acara yang diselenggarakan pada kegiatan ini, antara lain, pembacaan Wirid al Haddad, tausiah pimpinan, potong tumpeng, hiburan santri dan sebagainya.
Ketua Panitia, Aulia Deti Kamila menyatakan permohonan maafnya apabila kegiatan ini banyak kekurangan.
“Semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” kata santri asal Kab. Tangerang Banten ini.
Dalam sambutannya, Ketua YPI Qothrotul Falah KH. Abdurohman Syatibi, M.Pd., menyatakan, semoga di usia yang dewasa ini Pesantren selalu ada dalam ridho Allah SWT.
Beliau berharap, semoga tahun ini santri makin berkah dan ke depan makin ramai.
“Yuk berdoa bersama, karena doanya santri itu diijabah oleh Allah Swt. Semoga kualitas pendidikan di sini lebih baik lagi. Makin baik dan makin baik ke depannya,” ujarnya.
Sedangkan Pengasuh Pesantren, KH. Ahmad Syatibi Hambali, dalam tausiahnya menyampaikan terima kasihnya pada panitia yang menyiapkan kegiatan ini.
“Saya mengapresiasi kepedulian para panitia,” ujarnya.
Dikatakannya, Ponpes Qothrotul Falah ceritanya panjang dan banyak lika-likunya.
“Yang memberikan nama itu Ayahanda saya, KH. Hambali. Awalnya di Desa Sanding. Sekarang untuk majlis taklim bapak-bapak dan ibu-ibu,” ujarnya.
Pada 1991, ceritanya, didorong oleh H. Ahmad Jazuli, Pesantren ini diarahkan membuat Akta Notaris, sehingga bisa mendirikan sekolah, baik MTs maupun SMA.
“Pelan-pelan kita membangun. Bagi saya pesantren ini karunia Allah yang luar biasa. Dengan pesantren ini, saya bisa bergabung dengan para santri sekalian,” katanya.
Pengasuh berharap, semua santri mendoakan Pesantren yang dipimpinnya supaya menjadi lebih baik lagi.
“Pesantren itu banyak di Lebak. Ada yang sudah tua, yang baru, yang maju, juga yang pas-pasan. Kita mungkin belum besar, tapi semoga ke depan lebih baik lagi. Syaratnya para santri harus mencintai dan merasa memiliki pondoknya, karena ini tempat santri mencari ilmu,” harapnya.
Pengasih juga berharap para santri menghormati para guru, karena telah memberikan ilmu pada para santri.
“Walaupun hanya memberikan satu huruf, itu guru yang harus dihormati,” katanya.
Karena itu, Pengasuh berpesan, para santri harus siap sedia membesarkan pesantren ini.
“Insya Allah, kita akan mendapatkan keberkahan. Ditambah baca Ratib al Haddad, ini menambah keberkahan,” ujarnya.
Di ujung tausiahnya, Pengasuh mendoakan semoga para santri kelak ada yang menjadi ulama, pejabat, politisi, pengusaha dan sebagainya.
“Yang penting sekarang belajar aja yang semangat dan tekun. Insya Allah nanti akan sukses,” katanya.
Puncak dari kegiatan ini adalah potong tumpeng oleh Pengasuh yang diberikan untuk umi dan para guru.[nhm]
