Abah Eman: Lelaki Berdedikasi Itu Telah Pergi

BAGIKAN:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Badannya subur. Berisi. Usianya 29 tahun. Pikirannya progresif. Dalam banyak kegiatan, ia aktif: literasi, sosial, pendidikan, juga spiritual. Aktivitasnya yang padat, tak membuatnya lelah.

Bayangkan! Ia aktif di banyak wadah. Jaringan TBM Indonesia, Pendiri dan Penggerak Motor Literasi Qi Falah, Pembina Pondok Baca Qi Falah, Waka Kurikulum SMA Qothrotul Falah, juga Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Lebak.

Mahasiswa smester akhir STAI Wasilatul Falah ini, juga berjejaring dengan banyak lembaga filantropi, baik lokal maupun nasional. Misalnya, RSQ al-Jadwa Runi, Syaamil, Yayasan Rizki Pratama, Sebar, Sijum, Alumni SMPN 13 Jakarta, Alumni SMAN 6 Jakarta, Rumah Hati, Yasmeera, Dapur al-Faruq, Masjid an-Nashr, dan banyak lagi. Juga aktif menggerakkan pemuda di kampungnya. Pun, aktif di berbagai kegiatan workshop.

Dialah M. Eman Sulaiman. Putera Bapak Suyitno dan Ibu Upen, kelahiran Jakarta, 15 Oktober 1995. Oleh para santri Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur-Lebak, tempatnya dididik dan mengabdi, ia biasa disapa Abah Eman.

Abah Eman, adalah sosok berdidikasi tinggi dalam setiap kegiatannya. Pribadi yang penuh tanggungjawab, amanah dan mementingkan pihak lain (altruis). Dalam peduli kemanusiaan, ia tidak bisa dipandang sebelah mata.

Ia terus memberikan kemanfaatan untuk sesama. Setiap Ramadhan, tetangga-tetangganya yang kesulitan diberinya sembako. Terkadang ditambah santunan uang. Sebagai Pelaksana Bidang Pendistribusian Baznas Lebak, ia bergerak berkeliling ke banyak wilayah di Kab. Lebak, bahkan ke lokasi yang tak mudah dijangkau, untuk menyalurkan berbagai bantuan: kebencanaan, kebakaran, santunan, RLHB, dan sebagainya.

Abah Eman selalu ceria dan enjoy. Juga mudah bergaul. Tak tampak lelah di wajahnya, kendati berbagai kegiatan dijalaninya. Sedikit letih, sesekali, itu hal biasa. Namun, keinginannya untuk terus mengabdi untuk masyarakat mengalahkan urusan pribadinya.

Pernah suatu ketika, Baznas Kab. Lebak memberinya amanah untuk menyampaikan bantuan fasilitas pendidikan ke satu daerah.

“al-Hamdulillah bantuan sudah saya sampaikan. Eh, saya dikasih amplop. Katanya untuk ganti bensin,” ujarnya bercerita (tepatnya laporan) pada Nurul H. Maarif, atasannya di Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Kab. Lebak.

Saat itu, ceritanya, motornya bocor dan kondisi cuaca hujan. Menerima amplop tip dari Penerima Manfaat (PM) berisi sedikit uang, Abah Eman tidak diam. Ia ceritakan apa adanya dengan jujur.

“Bang, sebaiknya amplop itu dikembalikan! Tak usah diterima. Setiap menunaikan amanah, kita sudah ada haknya. Jangan mengambil tambahan apapun dari pihak lain,” ujar Nurul memberi arahan.

Dan benar saja, tanpa pikir panjang apalagi merasa rugi, keesokan harinya, Abah Eman benar-benar mengembalikan amplop itu pada pemberinya. Dan dia, katanya, merasa sangat lega. Ia yakin, masing-masing orang sudah ada bagiannya.

“Saat membagi-bagikan kurma Ramadhan titipan dari donatur di Jakarta, saya sebagai ibunya kan ingin nyicipin walau sedikit. Eh, saya dilarang. Nggak boleh. Katanya kurma itu bukan hak kita,” kenang Ibunya, berkaca-kaca, di peringatan hari ke-40 wafat Abah Eman.

Ya, Abah Eman, yang hidupnya didedikasikan tanpa keluh-kesah untuk kemanusiaan itu, kini telah 40 hari lebih dipanggil Allah Swt. Saat tutup usia, bahkan ia tengah memberikan sambutan sebagai Ketua Panitia Peringatan 17 Agustus di kampungnya, Sarian, Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak.

Tepat pada 17 Agustus 2024, sekira pukul 10-an WIB, orang baik yang mengidap diabetis tinggi sejak setahun silam ini ambruk tak berdaya. Lalu menghembuskan nafas terakhir di pangkuan ibunya, dalam perjalanan menuju Puskesmas Cikulur.

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Banyak relasi donatur kehilangan. Termasuk rekan-rekannya di Baznas Kab. Lebak. Programnya yang masih berjalan, seperti pemberian makan santri bermitra dengan Komunitas Sebar Jakarta, akan terus dilajutkan. Moli Qi Falah, peninggalannya, juga siap eksis lagi.

Ya, selamat jalan, Bang!

Orang baik, niscaya akan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan akan dikenang oleh banyak orang. Kisah kebaikannya akan menjadi ibrah bagi orang lain sepeninggalnya. [nhm]

Pondok Pesantren Qothrotul Falah

Alamat:
Jl. Sampay-Cileles Km. 5
Ds. Sumurbandung Kec. Cikulur Kab. Lebak
Provinsi Banten (43256)

Developed by