Sebagai bagian dari Peringatan HUT RI ke-80, civitas akademika Pondok Pesantren Qothrotul Falah Lebak Banten menggelar upacara bendera, di Lapangan Qothrotul Falah, Ahad, 17 Agustus 2025.
Selain santri SD, MTs dan SMA, hadir juga Ketua YPI Qothrotul Falah, Kepala SDLQ Qothrotul Falah, Kepala MTs Qothrotul Falah, Kepala SMA Qothrotul Falah, dan dewan guru.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Kepala MTs Qothrotul Falah, Andri Fauzi, S.Sos.
Dalam arahannya, Andri Fauzi menyampaikan terima kasih yang mendalam pada para petugas upacara.
“Pagi ini penuh kenikmatan atas terlaksananya kegiatan upacara ini. Saya sampaikan beribu terima kasih, khususnya Pasukan Pengibar Bendera yang sudah bekerja keras,” jelasnya.
Dikatakan Andri, semoga berkibarnya sangsaka merah putih menjadi isyarat Indonesia akan menjadi negara maju.
“Tapi semua tergantung kalian. Bukan saya. 10, 20 atau 30 tahun ke depan, kalian semua adalah anak-anak yang akan menjadi pemimpin negeri ini,” ujarnya.
Karena itu, Andri berpesan, jangan ada ucapan minder bahwa kita ini anak kampung atau anak yang kesulitan.
“Orang-orang yang sekarang menjadi pejabat kebanyakan dulu orang susah, kecuali beberapa saja barangkali yang dulunya orang kaya,” katanya.
“Dan tidak menutup kemungkinan, santri yang sehari-harinya nyoret kitab kuning, kelak akan menjadi pemimpin. Ada Gus Dur, ada Kiai Ma’ruf. Itu contoh sebagian saja santri yang bisa menjadi presiden dan wakil presiden,” jelasnya.
Andri lalu menyampaikan prediksi Generasi Emas 2045. “Kalau ini tercapai, ini akan menjadi negara adidaya. Syaratnya harus merdeka, bersatu, adil dan makmur,” katanya lagi.
Karena itu, Andri berpesan, supaya generasi muda, khususnya para santri, untuk berjuang sungguh-sungguh membangun negara ini.
“Jangan kalian menjadi orang yang merusak kemerdekaan! Mari kita jemput Indonesia Emas 2045” tegasnya.
Selain itu, Andri berpesan kepada seluruh generasi muda untuk tidak melupakan sejarah bangsa ini.
“Jangan sampai melupakan sejarah. Ini pesan Bung Karno. Negara yang hancur-lebur biasanya karena melupakan sejarah,” ingatnya.
Usai pelaksanaan upacara, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama dan lomba-lomba santri.[]


