Point Tausiah Pengasuh
KH. Ahmad Syatibi Hambali

BAGIKAN:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

1) Kalian harus bersyukur ditakdirkan menjadi santri. Ini tanda Allah akan menjadikan kalian baik.

2) Man yuridillah bihi khairan yufaqqihhu fi al din. Kalau Allah menghendaki orang baik, Allah akan memberikan pemahaman agama. Kan saya belum paham? Ini namanya pertanda baik.

3) Di Pesantren tidak hanya belajar ilmu umum, Fisika, Kimia, Matematika, Ekonomi, tapi juga agama.

4) Selain guru-guru, ada mudabir yang diberi amanah ngurusin kalian. Pengurus putera namanya mudabir. Pengurus puteri namanya mudabbirah. Mereka membantu sisi keamanan, kebersihan, dll.

5) Tidak boleh namanya pembulian antara temen. Baik putera maupin puteri. Tidak boleh saling benci-membenci. Bikin kelompok sendiri misalnya, itu jangan. Semua adalah saudara kita. Maka kita harus saling asah, saling asih, saling asuh. Keberadaan kita harus membuat nyaman dan enak orang lain.

6) Tidak boleh santri mengambil hak orang lain. Apakah tempat tidur, uang, makanan ataupun pakaian. Kalau bukan hak kita, jangan sekali kali kita berani mengambil. Kalau ngambil hak orang lain namanya ghasab atau bahkan mencuri. Abi tidak ingin mendengar ada yang kehilangan. Uang disimpan di Ustadzah.

7) Harus ada niat ke pondok nuntut ilmu untuk menghilangkan kebodohan. Rajinlah belajar dan jangan malas.

8) Ikuti aturan-aturan pondok. Kalau gak ada aturan, bukan pondok namanya. Aturan itu untuk kemaslahatan santri sendiri. Karena itu harus kita taati. Misalnya wajib jamaah. Manfaat kembali ke diri kita. Bangun Shubuh, manfaatnya buat kita sendiri.

9) Mudabir harus bikin nyaman adik-adiknya. Jangan asal menghukum, jika ada yang melanggar. Ada hukuman itu untuk kemaslahatan kita. Mudabir harus mengayomi semuanya. Biar semua nyaman dan betah.

10) Kamar puteri sudah rapi dicat. Sekarang sudah rapi. Tolong jangan ada yang corat-coret. Yang merawat siapa lagi kalau bukan kita? Ya kita semuanya. Kita yang menghuni, harus kita yang merawat. Kita sendiri yang harus menciptakan kenyamanan.

11) Ini pondok kita. Kita yang manfaatkan. Kita juga yang harus menjaga segalanya. Wibawa pondok atau apapun.

12) Anak anak harus jadi orang pinter. Harus belajar. Tak ada pinter tanpa belajar. Tak ada sukses tanpa capek. Sukses gak ada yang didapat dengan leha-leha atau hura-hura. Dengan berbekal ilmu, orang akan dicari. Jelma bodo aya teu ditanya, teu aya teu disiar.

13) Kalau diarahkan oleh guru, harus manut. Kalau diberi pelajaran ya dicerna. Innamal ilmu bi al ta’allum. Ilmu itu ya dengan belajar. Pagi sekolah. Malam ngaji. Ini untungnya. Belajar umum dan agana. Niatin ingin menghilangkan kebodohan.

14) Di Pondok juga ada keuntungan. Jauh dari orang tua. Kita belajar mandiri. Ini bentuk sayang orang tua, supaya kita pinter. Mending diberi ilmu dari pada harta. Harta akan hilang. Ilmu nggak. Ali bin Abi Thalib milih ilmu, karena ilmu akan menjaga kita. Kalau harta kita yang menjaganya. Ilmu mendatangkan harta. Harta di tangan orang bodo akan hilang.

15) Insya Allah kalau sudah pinter, kita akan menjadi orang yang sukses.

16) Semoga ada yang jadi ulama. Ada yang jadi penguasaha. Ada yang jadi pejabat. Sekarang banyak yang jadi menteri dari pondok. Jangan takut alumni pondok tidak kaya. Tergantung niat kalian. Asal kalian bener dan sungguh-sungguh.

17) Kalau kita pinter, bisa jadi apapun dan bisa menjawab tantangan zaman. Dan, jadi apapun ajaran agama harus menjadi pegangan. Shalat dll harus dijaga.

Pondok Pesantren Qothrotul Falah

Alamat:
Jl. Sampay-Cileles Km. 5
Ds. Sumurbandung Kec. Cikulur Kab. Lebak
Provinsi Banten (43256)

Developed by