Organisasi masyarakat Islam terbesar di dunia, Nahdhatul Ulama (NU) telah memasuki usia satu abad, sejak didirikan oleh KH. M. Hasyim Asyari beserta KH. Wahab Chasbullah dan KH. Bisyri Syansuri pada 1344 H.
Peringatan Harlah 1 Abad NU ini diselenggarakan dan dimeriahkan di berbagai lembaga dan wilayah, termasuk di ribuan pesantren. Puncaknya diselenggarakan di Gelora Deltras Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa, 7 Februari 2023.
Tak mau ketinggalan, Santri Pondok Pesantren Qothrotul Falah Cikulur Lebak Banten juga turut meramaikan Harlah 1 Abad NU ini.
“Kita juga ingin menjadi bagian dari sejarah satu abad Nahdhatul Ulama. Semoga apa yang kita lakukan ini, kendati sangat kecil, tetap dicatat oleh Allah SWT sebagai khidmah kita pada NU, ulama dan Islam,” ujar Ketua Panitia Harlah 1 Abad Nahdhatul Ulama Ponpes Qothrotul Falah, M. Eman Sulaeman.
Dikatakan Eman, sapaan akrabnya, berbagai agenda diselenggarakan untuk memeriahkan momen 100 tahun NU ini, selama dua hari, Jum’at-Sabtu, 3-4 Februari 2023.
“Kita awali kegiatan ini dengan istighatsah, lalu kirab keliling desa, dilanjutkan lomba melukis lambang NU, lomba ngeliwet, dan ditutup gebyar shalawat sekaligus pemotongan tumpeng,” ujarnya.
Selain itu, katanya, di malam puncak juga diisi refleksi oleh Pengasuh Pesantren, KH. Ahmad Syatibi Hambali.
“Juga kita isi dengan santunan yatim/yatim piatu di lingkungan Pesantren, sebagai bentuk kepedulian sosial kita selaku jamaah NU,” sambungnya.
Eman berharap, melalui kegiatan ini, para santri lebih dekat lagi dengan Nahdhatul Ulama dan lebih memahami peran pentingnya dalam konteks berbangsa dan bernegara.
“Sehingga diharapkan di dalam diri para santri benar-benar tertanam dan mengalir darah cinta ulama, cinta ahlus sunnah wal jamaah dan cinta NKRI,” harapnya.
Dalam refleksinya, Pengasuh Pondok Pesantren Qothrotul Falah, KH. Ahmad Syatibi Hambali menceritakan secara singkat sejarah seratus tahun NU.
“Di Banten al-Hamdulillah NU sudah semakin rame. Pesantren juga semakin berani menyatakan dirinya NU. Begitu juga kiai-kiainya. Kalau di Jawa sudah jelas,” ujar Rais Syuriah PCNU Kab. Lebak ini.
Beliau juga bercerita, dahulu almarhum abahnya, KH. Hambali, itu memasang plang NU yang cukup besar di depan rumahnya, di Kp. Sanding Ds. Sumur Bandung.
“Saat itu saya belum mengerti apa-apa. Yang jelas NU, itu didirikan oleh para wali Allah. Oleh para ulama yang alim. Kalian para santri harus khidmah pada NU,” pesannya.
Kiai Ibing, sapaannya, juga berharap para santri tidak canggung bergabung dengan NU.
“Hayo para santri kita bareng-bareng besarkan NU. Kita khidmah biar mendapatkan berkah,” ujarnya.
Semoga saja, andil kecil santri Ponpes Qothrotul Falah ini dicatat sebagai sebentuk kecintaan pada Allah, kanjeng Nabi Muhammad SAW dan para ulama.
“Semoga santri-santri mendapat berkah dari Mbah Kholil, Mbah Hasyim, Mbah Wahab juga Mbah Bisyri,” doanya.[]